Apakah anda ingin hidup sukses ? Saudaraku... Sukses adalah akibat, Cara
dan kuncinya ada dalam diri Anda. Mari kita Wujudkan bersama, Jika kita
belum sempat Bersua, maka mari ikatkan hati kita dengan Iman dan saling
mendo'akan.Bisa!. Mari Belajar Cara Bisnis Sukses, Cara Bahagia dan
Cara Kaya kepada mereka yang telah membuktikannya, lalu kita Wujudkan
bersama,Mau?
Mari kita Belajar Cara Hidup Sukses ala Nelson Mandela, Berikut profile
Nelson Rolihlahla Mandela, lahir di Mvezo, Afrika Selatan, 18 Juli 1918 –
meninggal di Johannesburg, Afrika Selatan, 5 Desember 2013 pada umur 95
tahun) adalah seorang revolusioner anti-apartheid dan politisi Afrika
Selatan yang menjabat sebagaiPresiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai
1999. Ia adalah orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang
memegang jabatan tersebut dan presiden pertama yang terpilih melalui
keterwakilan penuh, dalam sebuah pemilu multiras. Pemerintahannya
berfokus pada penghapusan pengaruhapartheid dengan memberantas rasisme,
kemiskinan dan kesenjangan, dan mendorong rekonsiliasi rasial. Selaku
nasionalis Afrika dan sosialis demokratik, ia menjabat sebagai Presiden
Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1991 sampai 1997. Selain itu, Mandela
pernah menjadi Sekretaris Jenderal Gerakan Non-Blok pada 1998 sampai
1999.
Belajar Cara Hidup Sukses ala Nelson Mandela : Terlahir dari keluarga
kerajaan Thembu dan bersuku Xhosa, Mandela belajar hukum di Fort Hare
University dan University of Witwatersrand. Ketika menetap di
Johannesburg, ia terlibat dalam politik anti-kolonial, bergabung dengan
ANC, dan menjadi anggota pendiri Liga Pemuda ANC. Setelah kaum
nasionalis Afrikaner dari Partai Nasional berkuasa tahun 1948 dan
menerapkan kebijakan apartheid, popularitas Mandela melejit di Defiance
Campaign ANC tahun 1952, terpilih menjadi Presiden ANC Transvaal, dan
menghadiri Congress of the People tahun 1955. Sebagai pengacara, ia
berulang kali ditahan karena melakukan aktivitas menghasut dan, sebagai
ketua ANC, diadili di Pengadilan Pengkhianatan pada 1956 sampai 1961,
namun akhirnya divonis tidak bersalah. Meski awalnya berunjuk rasa tanpa
kekerasan, ia dan Partai Komunis Afrika Selatan mendirikan
militanUmkhonto we Sizwe (MK) tahun 1961 dan memimpin kampanye
pengeboman terhadap target-target pemerintahan. Pada 1962, ia ditahan
dan dituduh melakukan sabotase dan bersekongkol menggulingkan
pemerintahan, dan dihukum penjara seumur hidup di Pengadilan Rivonia.
Mandela menjalani masa kurungan 27 tahun, pertama di Pulau Robben,
kemudian di Penjara Pollsmoor dan Penjara Victor Verster. Kampanye
internasional yang menuntut pembebasannya membuat Mandela dibebaskan
tahun 1990. Setelah menjadi Presiden ANC, Mandela menerbitkanotobiografi
dan bernegosiasi dengan Presiden F.W. de Klerk untuk menghapuskan
apartheid dan melaksanakan pemilu multiras tahun 1994 yang kelak
dimenangkan ANC. Ia terpilih sebagai Presiden dan membentuk Pemerintahan
Persatuan Nasional. Selaku Presiden, ia menyusun konstitusi baru dan
membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk menyelidiki
pelanggaran-pelanggaran HAM sebelumnya. Ia juga memperkenalkan kebijakan
reformasi lahan, pemberantasan kemiskinan, dan perluasan cakupan
layanan kesehatan. Di luar negeri, ia bertindak sebagai mediator antara
Libya dan Britania Raya dalam pengadilan pengeboman Pan Am Penerbangan
103 dan mengawasi intervensi militer di Lesotho. Ia menolak mencalonkan
diri untuk kedua kalinya dan digantikan oleh wakilnya, Thabo Mbeki. Ia
kemudian menjadi negarawan ulung yang berfokus pada aktivitas amal demi
memberantas kemiskinan dan HIV/AIDS melalui Nelson Mandela Foundation.
Kontroversial nyaris sepanjang hayatnya, para kritikus sayap kanan
menyebut Mandela teroris dan simpatisan komunis. Meski begitu, ia
memperoleh pengakuan internasional atas sikap anti-kolonial dan
anti-apartheidnya, menerima lebih dari 250 penghargaan, termasuk Hadiah
Perdamaian Nobel1993, Medali Kebebasan Presiden Amerika Serikat, dan
Order of Lenin dari Uni Soviet. Ia sangat dihormati di Afrika Selatan
dan lebih dikenal dengannama klan Xhosa-nya, Madiba atau tata. Nelson
Mandela sering dijuluki "bapak bangsa".
Belajar Cara Hidup Sukses ala Nelson Mandela : Kongres Rakyat dan Pengadilan Pengkhianatan: 1955–1961
"Kami, rakyat Afrika Selatan, menyatakan kepada seluruh negeri dan dunia:
Bahwa Afrika Selatan adalah milik semua orang yang tinggal di dalamnya,
hitam dan putih, dan tak satu pemerintahan pun yang dapat mengklaim
kekuasaan kecuali berdasarkan keinginan rakyat."
— Kalimat pembuka Piagam Kebebasan[80]
Mandela berpendapat bahwa ANC "tidak punya alternatif terhadap
pemberontakan bersenjata dan keras" setelah terlibat dalam unjuk rasa
yang gagal mencegah penggusuran kota pinggiran berpenduduk kulit hitam
Sophiatown, Johannesburg, pada Februari 1955.[81] Ia menyarankan Sisulu
agar meminta persenjataan dari Republik Rakyat Cina, tetapi meski
mendukung perjuangan anti-apartheid, pemerintah Cina percaya gerakan ini
tidak cukup siap untuk perang gerilya.[82] Dengan keterlibatan South
African Indian Congress, Coloured People's Congress, South African
Congress of Trade Unions dan Congress of Democrats, ANC berencana
mengadakan Kongres Rakyat, meminta semua warga Afrika Selatan
mengirimkan proposal untuk zaman pasca-apartheid. Berdasarkan
tanggapan-tanggapan ini, Piagam Kebebasan dirancang oleh Rusty
Bernsteinyang isinya meminta pembentukan negara demokratis non-rasialis
disertai nasionalisasi industri besar. Saat piagam ini diadopsi pada
konferensi Juni 1955 di Kliptown yang dihadiri 3000 delegasi, polisi
membubarkan acara, namun ini tetap menjadi bagian utama ideologi
Mandela.[83]
Setelah akhir pelarangan kecua bulan September 1955, Mandela cuti kerja
ke Transkei untuk membahas dampak Undang-Undang Otoritas Bantu 1951
bersama ketua-ketua suku setempat. Ia juga menjenguk ibunya dan
Noengland sebelum melanjutkan perjalanan ke Cape Town.[84] Pada Maret
1956, ia dijatuhkan larangan tampil di hadapan publik untuk ketiga
kalinya, melarangnya masuk Johannesburg selama lima tahun, tetapi sering
ia langgar.[85] Pernikahannya berakhir setelah Evelyn meninggalkan
Mandela, membawa anak-anak mereka ke rumah saudaranya. Saat memulai
sidang cerai bulan Mei 1956, ia mengklaim Mandela menyiksanya secara
fisik; ia menolak tuduhan-tuduhan tersebut dan berjuang mendapatkan hak
asuh anak-anaknya. Evelyn menarik petisi perceraiannya pada November,
namun Mandela meminta cerai pada Januari 1958; perceraian ini akhirnya
diputuskan bulan Maret yang hasilnya anak-anak berada di bawah asuhan
Evelyn.[86] Selama sidang cerai, Mandela mulai merayu dan melakukan
politisasi terhadap seorang pekerja sosial, Winnie Madikizela, yang ia
nikahi di Bizana tanggal 14 Juni 1958. Madikizela kelak terlibat dalam
aktivitas ANC dan sempat dipenjara selama beberapa minggu.[87]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Sistem apartheid membatasi berbagai bidang kehidupan.
Pada tanggal 5 Desember 1956, Mandeal ditahan bersama sebagian besar
eksekutif ANC karena "pengkhianatan tinggi" terhadap negara. Pada sidang
di Penjara Johannesburg yang dipenuhi unjuk rasa massal, mereka
menjalani pemeriksaan sementara di Drill Hall tanggal 19 Desember
sebelum dibebaskan dengan jaminan.[88] Sidang sanggahan terdakwa dimulai
tanggal 9 Januari 1957, melibatkan pengacara terdakwa Vernon Berrangé,
dan berlanjut sampai ditangguhkan pada bulan September. Pada Januari
1958, hakim Oswald Pirow ditunjuk untuk menangani kasus ini, dan pada
Februari ia memutuskan bahwa ada "bukti yang cukup" supaya para terdakwa
diadili di Mahkamah Agung Transvaal.[89] Pengadilan Pengkhianatan resmi
dimulai di Pretoria bulan Agustus 1958 dan para terdakwa berhasil
meminta ketiga hakim—semuanya terlibat dengan Partai Nasional yang
berkuasa—diganti. Pada Agustus, satu tuduhan dicabut, dan pada Oktober
jaksa menarik dakwaannya dan mengirim rancangan baru pada November yang
berpendapat bahwa pemimpin ANC melakukan pengkhianatan tinggi dengan
menyerukan revolusi kekerasan, tuduhan yang ditolak mentah-mentah oleh
terdakwa.[90]
Pada April 1959, para militan Afrikanis yang tidak puas dengan
pendekatan front bersatu ANC mendirikan Pan-African Congress (PAC);
teman Mandela Robert Sobukwe terpilih menjadi presiden, meski Mandela
menganggap kelompok ini "tidak dewasa".[91] Kedua partai menyerukan
kampanye anti-pas pada bulan Mei 1960, yaitu pembakaran pas yang wajib
dibawa ke mana-mana oleh penduduk Afrika. Salah satu demonstrasi PAc
dibubarkan polisi dan menewaskan 69 pengunjuk rasa dalam pembantaian
Sharpeville. Sebagai bentuk solidaritas, Mandela membakar pasnya ketika
kerusuhan pecah di seluruh Afrika Selatan, sehingga pemerintah
memberlakukan darurat militer.[92] Di bawah kondisi Keadaan Darurat,
Mandela dan sejumlah aktivis lain ditangkap pada tanggal 30 Maret,
dipenjara tanpa tuduhan di penjara lokal Pretoria yang kotor, sementara
ANC dan PAC dibubarkan pada bulan April.[93] Hal ini membuat para
pengacaranya sulit menghubungi mereka dan disepakati bahwa tim terdakwa
untuk Pengadilan Pengkhianatan harus mengundurkan diri sebagai bentuk
protes. Mewakili mereka di pengadilan, para terdakwa dibebaskan dari
penjara ketika keadaan darurat dicabut pada akhir Agustus.[94] Mandela
memanfaatkan waktu luangnya untuk mengadakan All-In African Conference
dekat Pietermaritzburg, Natal, pada bulan Maret yang dihadiri 1.400
delegasi anti-apartheid dan menyepakati protes mogok kerja untuk
memperingati 31 Mei, hari ketika Afrika Selatan menjadi negara
republik.[95] Tanggal 29 Maret 1961, setelah pengadilan berlangsung
selama enam tahun, para hakim menjatuhkan vonis tidak bersalah yang
lantas mempermalukan pemerintah.[96]
Umkhonto we Sizwe dan tur Afrika: 1961–1962[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Ruang beralas jerami di Liliesleaf Farm, tempat Mandela bersembunyi
Menyamar sebagai sopir, Mandela berkeliling Afrika Selatan secara
rahasia dan menyusun struktur sel baru ANC dan mogok kerja massal pada
29 Mei. Dijuluki "Black Pimpernel" di media—mengutip novel Emma Orczy
tahun 1905 The Scarlet Pimpernel—polisi mengeluarkan surat perintah
penangkapannya.[97] Mandela mengadakan beberapa rapat rahasia dengan
wartawan, dan setelah pemerintah gagal mencegah mogok tersebut, ia
memperingatkan mereka bahwa banyak aktivis anti-apartheid yang beralih
ke aksi kekerasan melalui kelompok-kelompok seperti Poqo PAC.[98] Ia
yakin bahwa ANC harus membentuk kelompok bersenjata untuk menyalurkan
aksi-aksi kekerasannya dan meyakinkan ketua ANC Albert Luthuli—yang
secara moral menentang kekerasan—dan kelompok aktivis sekutu tentang
perlunya hal tersebut.[99]
Terinspirasi oleh Gerakan 26 Juli Fidel Castro dalam Revolusi Kuba, pada
tahun 1961 Mandela ikut mendirikan Umkhonto we Sizwe ("Tombak Bangsa",
disingkat MK) bersama Sisulu dan komunis Joe Slovo. Ketika menjabat
sebagai ketua grup militan ini, ia mendapatkan sejumlah ide dari
literatur ilegal tentang perang gerilya karya Mao dan Che Guevara.
Setelah terpisah secara resmi dari ANC, pada tahun-tahun berikutnya MK
menjadi sayap bersenjata dari grup tersebut.[100] Kebanyakan anggota
awal MK adalah komunis berkulit putih; setelah bersembunyi di flat
Wolfie Kodesh di Berea, Mandela pindah ke Liliesleaf Farm milik komunis
di Rivonia dan bergabung dengan Raymond Mhlaba, Slovo, dan Bernstein,
yang sama-sama menyusun konstitusi MK.[101] Beroperasi dengan struktur
sel, MK sepakat melakukan sabotase demi memberi tekanan besar terhadap
pemerintah dengan korban kecil, mengebom instalasi militer, pembangkit
listrik, kabel telepon, dan jalur transportasi pada malam hari ketika
tidak ada warga sipil. Mandela mencatat bahwa jika taktik-taktik
tersebut gagal, MK akan beralih ke "peperangan gerilya dan
terorisme."[102] Sesaat setelah pemimpin ANC Luthuli mendapatkan Hadiah
Perdamaian Nobel, MK mengumumkan keberadaan mereka ke publik dan rencana
57 pengeboman pada Hari Dingane (16 Desember) 1961, diikuti
serangan-serangan lain pada Malam Tahun Baru.[103]
ANC setuju mengirim Mandela sebagai perwakilan mereka di pertemuan
Pan-African Freedom Movement for East, Central and Southern Africa
(PAFMECSA) Addis Ababa, Ethiopia, Februari 1962.[104] Bepergian secara
rahasia, Mandela bertemu Kaisar Haile Selassie I dan berpidato setelah
pidato Selassie di konferensi tersebut.[105] Pasca konferensi, ia
mengunjungi Kairo, Mesir, menyukai reformasi politik Presiden Gamal
Abdel Nasser, dan pergi ke Tunis, Tunisia, tempat Presiden Habib
Bourguiba memberinya dana £5000 untuk persenjataan. Ia kemudian
melanjutkan perjalanan ke Maroko, Mali, Guinea, Sierra Leone, Liberia,
dan Senegal, sambil menerima bantuan dana dari Presiden Liberia William
Tubman dan Presiden Guinea Ahmed Sékou Touré.[106] Di London, Inggris,
ia bertemu para aktivis anti-apartheid, wartawan, dan politikus kiri
ternama.[107] Di Ethiopia, ia mengikuti kursus perang gerilya selama
enam bulan, namun hanya sempat menyelesaikan dua bulan saja sebelum
dipanggil pulang ke Afrika Selatan.[108]
Penahanan[sunting | sunting sumber]
Belajar Cara Hidup Sukses ala Nelson Mandela : Penangkapan dan pengadilan Rivonia: 1962–1964
Pada 5 Agustus 1962, polisi menangkap Mandela dan Cecil Williams dekat
Howick.[109] Ditahan di penjara Marshall Square, Johannesburg, ia
dituduh menghasut mogok buruh dan ke luar negeri tanpa izin. Mewakili
dirinya sendiri ditemani Slovo sebagai penasihat hukum, Mandela hendak
memanfaatkan pengadilan ini untuk menunjukkan "penentangan moral ANC
terhadap rasisme" sementara para pendukungnya berdemo di luar
pengadilan.[110] Setelah dipindahkan ke Pretoria, tempat yang bisa
dijangkau Winnie, Mandela mulai mengambil studi korespondensi untuk
mendapatkan gelar Bachelor of Laws (LLB) dari University of London dari
dalam selnya.[111] Sidang dengar pendapatnya dimulai tanggal 15 Oktober,
tetapi ia mengganggu jalannya sidang dengan mengenakan kaross
tradisional, menolak memanggil saksi mata, dan mengganti permohonan
keringanannya menjadi pidato politik. Dinyatakan bersalah, Mandela
dihukum penjara lima tahun; ketika ia keluar dari ruang sidang, para
pendukungnya menyanyikan Nkosi Sikelel iAfrika.[112]
"Dengan cara yang belum pernah kupahami sebelumnya, aku menyadari peran
yang kumainkan di pengadilan dan kemungkinan di hadapanku selaku
terdakwa. Aku adalah simbol keadilan di pengadilan para penindas,
perwakilan ide-ide agung kebebasan, keadilan, demokrasi di dalam
masyarakat yang memandang rendah nilai-nilai tersebut. Aku kemudian
sadar dan di sanalah aku dapat melanjutkan perjuangan meski berada di
benteng musuh."
— Mandela, 1994[113]
Tanggal 11 Juli 1963, polisi menggeledah Lilielsleaf Farm, menahan semua
orang di sana, dan menyita berkas-berkas aktivitas MK, beberapa di
antaranya menyebut nama Mandela. Pengadilan Rivonia langsung
diselenggarakan di Mahkamah Agung Pretoria pada tanggal 9 Oktober.
Mandela dan rekan-rekannya dituduh empat kali melakukan sabotase dan
konspirasi untuk menggulingkan pemerintah. Kepala jaksa penuntut Percy
Yutarmenuntut mereka dihukum mati.[114] Hakim Quartus de Wet menutup
kasus jaksa dengan alasan bukti tidak cukup, tetapi Yutar menyusun ulang
tuntutannya dan mengajukan kasus baru sejak Desember sampai Februari
1964 dengan melibatkan 173 saksi mata dan ribuan dokumen dan foto.[115]
Kecuali James Kantor, yang dinyatakan tidak bersalah atas semua tuduhan,
Mandela dan terdakwa lainnya mengaku melakukan sabotase namun menolak
pernah sepakat melancarkan perang gerilya terhadap pemerintah. Mereka
menegaskan tujuan politik mereka di pengadilan ini; salah satu pidato
Mandela—terinspirasi pidato "History Will Absolve Me" oleh
Castro—diliput besar-besaran oleh pers meski ada sensor dari
pemerintah.[116]Pengadilan ini mendapat perhatian internasional; banyak
pihak di seluruh dunia meminta pembebasan para terdakwa, termasuk
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan World Peace Council. University of London
Union menyerukan agar Mandela menjadi presiden dan misa malam untuknya
diadakan di St. Paul's Cathedral, London.[117] Apa daya, karena dianggap
penyerobot komunis, pemerintah Afrika Selatan mengabaikan
tuntutan-tuntutan tersebut, dan pada 12 Juni 1964 de Wet menetapkan
empat tuduhan kepada Mandela dan dua terdakwa dan menjatuhkan vonis
penjara seumur hidup, bukan hukuman mati.[118]
Pulau Robben: 1962–1982[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Tambang batu kapur di Pulau Robben
Mandela dan terdakwa lainnya dipindahkan dari Pretoria ke penjara di
Pulau Robben dan dikurung di sana sampai 18 tahun
selanjutnya.[119]Terisolasi dari tahanan-tahanan non-politik di Section
B, Mandela ditahan di sel beton lembap berukuran 8 kaki (2.4 m) kali 7
kaki (2.1 m) yang dilengkapi tikar jerami untuk tidur.[120] Selain
sering ditindas secara verbal dan fisik oleh penjaga berkulit putih,
para tahanan Pengadilan Rivonia menghabiskan waktu dengan memecah batu
sampai akhirnya dipindahtugaskan ke tambang batu kapur pada Januari
1965. Mandela awalnya dilarang memakai kaca mata, sehingga sinar batu
kapur tersebut merusak penglihatannya secara permanen.[121] Malamnya, ia
belajar demi mendapatkan gelar LLB tetapi dilarang membaca surat kabar.
Ia sempat beberapa kali ditahan di kurungan soliter akibat
menyelundupkan kliping berita.[122] Dengan level tahanan terendah, Kelas
D, Mandela hanya boleh dijenguk sekali dan mengirim sepucuk surat saja
setiap enam bulan, walaupun semua surat yang keluar masuk disensor
besar-besaran.[123]
Para tahanan politik bekerja dan mogok makan–cara terakhir dianggap
tidak efektif oleh Mandela—demi memperbaiki kondisi penjara dan
melihatnya sebagai dunia perjuangan anti-apartheid berukuran kecil.[124]
Para tahanan ANC mengangkat Mandela sebagai anggota "High Organ"
bersama Sisulu, Govan Mbeki, dan Raymond Mhlaba. Mandela juga terlibat
dalam sebuah grup yang mewakili semua tahanan politik di pulau itu,
Ulundi; dari situ ia membina hubungan dengan anggota PAC dan Yu Chi Chan
Club.[125] Setelah merintis "University of Robben Island," tempat para
tahanan berceramah tentang bidang yang dikuasainya, ia memperdebatkan
topik-topik seperti homoseksualitas dan politik dengan teman-temannya
sampai terlibat perdebatan panas soal politik dengan penganut Marxis
seperti Mbeki dan Harry Gwala.[126] Meski rajin menghadiri misa Minggu,
Mandela juga mempelajari Islam.[127] Ia juga belajar bahasa Afrikaans
dengan harapan mampu membuat penjaga penjara mengerti dan mendukung
perjuangannya.[128] Sejumlah pejabat menjenguk Mandela, termasuk
perwakilan parlemen liberal Helen Suzman dari Partai Progresif yang
melanjutkan perjuangan Mandela di luar penjara.[129] Pada September
1970, Mandela dijenguk AP Partai Buruh Britania Raya Dennis Healey.[130]
Menteri Kehakiman Afrika Selatan Jimmy Kruger berkunjung bulan Desember
1974, namun Healey dan Mandela gagal menemuinya.[131] Ibu Mandela
berkunjung tahun 1968 dan meninggal tidak lama kemudian. Putra pertama
Mandela, Thembi, meninggal dunia akibat kecelakaan mobil setahun
berikutnya; Mandela dilarang menghadiri pemakaman ibu maupun
putranya.[132] Istrinya jarang menjenguk karena sering dipenjara akibat
aktivitas politiknya, sementara putri-putrinya pertama menjenguk Mandela
bulan Desember 1975; Winnie keluar penjara tahun 1977 namun dipaksa
menetap di Brandfort, sehingga tidak bisa menjenguk ayahnya.[133]
Sel Mandela dan lapangan penjara di Pulau Robben
Sejak 1967, kondisi penjara membaik, tahanan berkulit hitam diberikan
celana panjang (sebelumnya celana pendek), permainan boleh
diselenggarakan, dan kualitas makanan meningkat.[134] Pada 1969, rencana
kabur untuk Mandela disusun oleh Gordon Bruce, namun dibatalkan setelah
diketahui agen South African Bureau of State Security (BOSS) yang ingin
melihat Mandela ditembak saat kabur.[135] Tahun 1970, Komandan Piet
Badenhost mengambil alih kendali. Merasa penyiksaan fisik dan mental
terhadap tahanan meningkat, Mandela menyampaikan keluhannya ke
hakim-hakim yang berkunjung; Badenost akhirnya dipindahtugaskan.[136] Ia
digantikan oleh Komandan Willie Willemse yang membina hubungan baik
dengan Mandela dan mau memperbaiki standar penjara.[137] Pada 1975,
Mandela menjadi tahanan Kelas A,[138] sehingga ia berhak mendapat jatah
kunjungan dan surat yang lebih besar; ia menghubungi para aktivis
anti-apartheid seperti Mangosuthu Buthelezi dan Desmond Tutu.[139] Tahun
itu pula, ia mulai menulis otobiografi yang kemudian diselundupkan ke
London, namun tidak diterbitkan; otoritas penjara menemukan beberapa
lembar halaman dan hak belajar Mandela dihentikan selama empat
tahun.[140] Ia lantas menghabiskan waktunya dengan berkebun dan membaca
sampai melanjutkan studi LLB-nya tahun 1980.[141]
Pada akhir 1960-an, ketenaran Mandela dikalahkan oleh Steve Biko dan
Black Consciousness Movement (BCM). Menganggap ANC tidak efektif, BCM
menyerukan aksi militan, tetapi setelahpemberontakan Soweto tahun 1976
banyak aktivis BCM yang dipenjara di Pulau Robben.[142] Mandela mencoba
membangun hubungan dengan radikal-radikal muda ini, meski kritis
terhadap rasialisme dan ketidaksukaan mereka terhadap aktivis
anti-apartheid berkulit putih.[143] Ketertarikan dunia internasional
terhadap perjuangannya bermula bulan Juli 1978, bertepatan dengan ulang
tahun Mandela ke-60.[144] Ia mendapatkan gelar doktoral kehormatan di
Lesotho, Nehru Prize for International Understanding di India tahun
1970, dan Freedom of the City di Glasgow, Skotlandia, tahun 1980.[145]
Pada Maret 1980, slogan "Free Mandela!" dicetuskan oleh jurnalis Percy
Qoboza dan mengawali kampanye internasional yang memaksa Dewan Keamanan
PBB menuntut pembebasannya.[146] Walaupun tekanan luar negeri sangat
besar, pemerintah menolak dan bergantung pada sekutu Perang Dingin yang
kuat seperti Presiden Amerika Serikat Ronald Reagandan Perdana Menteri
Britania Raya Margaret Thatcher; Thatcher menganggap Mandela teroris
komunis dan mendukung penekanan terhadap ANC.[147]
Penjara Pollsmoor: 1982–1988[sunting | sunting sumber]
Bulan April 1982, Mandela ditransfer ke Penjara Pollsmoor di Tokai, Cape
Town bersama sejumlah pemimpin senior ANC Walter Sisulu, Andrew
Mlangeni, Ahmed Kathrada, dan Raymond Mhlaba; mereka yakin sedang
diisolasi demi menghapus pengaruh mereka terhadap aktivis-aktivis
muda.[148] Kondisi di Pollsmoor lebih baik ketimbang Pulau Robben,
tetapi Mandela merasa rindu camaraderie dan pemandangan pulau
tersebut.[149] Berteman dengan kepala sipir Pollsmoor, Brigadir Munro,
Mandela diizinkan membuat kebun atap,[150] serta membaca besar-besar dan
mendapat jatah 52 surat setahun.[151] Ia ditunjuk sebagai pelindung
gerakan multiras Front Demokratik Bersatu (UDF) yang didirikan untuk
melawan reformasi pemerintahan Presiden Afrika Selatan P.W. Botha.
Pemerintah Partai Nasional pimpinan Botha mengizinkan warga Kleurlinge
dan India memilih perwakilannya sendiri yang kelak mengatur pendidikan,
kesehatan, dan perumahan, namun orang Afrika kulit hitam dikecualikan
dari sistem ini; layaknya Mandela, UDF memandang hal ini sebagai upaya
memecah gerakan anti-apartheid di sektor ras.[152]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Patung Mandela di Southbank, London, dipasang oleh Greater London Council yang dipimpin sosialis Ken Livingstone tahun 1985
Kekerasan di seluruh negeri meningkat. Banyak orang mengkhawatirkan
pecah perang saudara. Di bawah tekanan lobi internasional, bank-bank
multinasional berhenti berinvestasi di Afrika Selatan, mengakibatkan
stagnasi ekonomi. Beberapa bank dan Thatcher menuntut Botha membebaskan
Mandela—pada puncak ketenaran internasionalnya—untuk meredam situasi
yang tidak stabil ini.[153] Walaupun menganggap Mandela "Marxis besar"
yang berbahaya,[154] pada Februari 1985 Botha menawarkan pembebasannya
dari penjara dengan syarat ia "menolak kekerasan tanpa syarat sebagai
senjata politik". Mandela menolaknya dan merilis pernyataan melalui
putrinya, Zindzi, bahwa "Kebebasan apa yang sedang ditawarkan kepadaku
jika organisasi rakyat [ANC] tetap dilarang? Hanya orang bebas yang
dapat bernegosiasi. Seorang tahanan tidak boleh terlibat
kesepakatan."[155]
Pada tahun 1985, Mandela menjalani operasi terhadap pembesaran kelenjar
prostat sebelum ditempatkan di sel soliter baru di lantai bawah.[156] Ia
bertemu "tujuh orang penting", yaitu delegasi internasional yang
dikirimkan untuk menegosiasikan penyelesaian kasus, tetapi pemerintah
Botha menolak kerja sama. Bulan Juni tahun itu, pemerintah menyatakan
keadaan darurat dan mengizinkan polisi meredam kerusuhan tersebut.
Pemberontak anti-apartheid melawan; ANC melakukan 231 serangan tahun
1836 dan 235 serangan tahun 1987. Dengan pasukan darat dan paramiliter
sayap kanan untuk melawan pemberontak, pemerintah diam-diam mendanai
gerakan nasionalis Zulu, Inkatha, untuk menyerang anggota-anggota ANC
yang lantas memperparah tindak kekerasan.[157] Mandela meminta diskusi
dengan Botha tapi ditolak, malah bertemu secara rahasia dengan Menteri
Kehakiman Kobie Coetsee pada 1987, lalu bertemu lagi sebanyak 11 kali
selama 3 tahun. Coetsee mengatur negosiasi antara Mandel dengan satu tim
beranggotakan empat pejabat pemerintah sejak Mei 1988; tim sepakat
membebaskan tahanan politik dan mengesahkan ANC dengan syarat mereka
tidak boleh lagi melancarkan aksi kekerasan, memutus hubungan dengan
Partai Komunis, dan tidak memaksakan kekuasaan mayoritas. Mandela
menolak semuanya dan menegaskan bahwa ANC hanya akan mengakhiri
pemberontakan bersenjata jika pemerintah menghentikan kekerasan.[158]
Ulang tahun Mandela ke-70 bulan Januari 1988 menarik perhatian
internasional. BBC mengadakan konser musik Nelson Mandela 70th Birthday
Tribute di Wembley Stadium, London.[159] Meskipun dijadikan tokoh heroik
di seluruh dunia, ia menghadapi masalah pribadi ketika para pemimpin
ANC memberitahunya bahwa Winnie menjadi ketua geng penjahat, "Mandela
United Football Club", yang bertanggung jawab atas penyiksaan dan
pembunuhan lawan—termasuk anak-anak—di Soweto. Walau banyak orang
memaksa Mandela menceraikannya, ia tetap setia sampai Winnie dinyatakan
bersalah oleh pengadilan.[160]
Penjara Victor Verster dan pembebasan: 1988–1990[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Mandela di prangko peringatan Soviet tahun 1988
Sepulihnya dari tuberkulosis yang disebabkan kondisi sel yang
lembap,[161] pada Desember 1988 Mandela dipindahkan ke Penjara Victor
Verster dekat Paarl. Di sini, ia tinggal di rumah sipir yang lebih
nyaman dengan koki pribadi; Mandela memanfaatkannya untuk menyelesaikan
studi LLB-nya.[162] Diizinkan banyak pengunjung, Mandela melakukan
komunikasi rahasia dengan pemimpin ANC yang terasingkan, Oliver
Tambo.[163] Tahun 1989, Botha menderita stroke, tetap menjadi presiden
tetapi mundur sebagai ketua Partai Nasional dan digantikan oleh F. W. de
Klerk yang konservatif.[164] Tanpa diduga, Botha mengundang Mandela
minum teh pada Juli 1989; Mandela menyebutnya undangan yang hangat.[165]
Botha digantikan sebagai presiden oleh de Klerk enam minggu kemudian;
presiden baru ini percaya bahwa apartheid tidak berkelanjutan dan
membebaskan semua tahanan ANC tanpa syarat kecuali Mandela.[166] Setelah
runtuhnyaTembok Berlin bulan November 1989, de Klerk memanggil
kabinetnya untuk membicarakan legalisasi ANC dan pembebasan Mandela.
Meski beberapa anggota kabinet sangat menentang renccananya, de Klerk
bertemu Mandela pada Desember untuk mendiskusikan situasi ini, sebuah
pertemuan yang dianggap bersahabat oleh kedua orang tersebut, sebelum
membebaskan Mandela tanpa syarat dan mengesahkan semua partai politik
yang sebelumnya dibubarkan pada 2 Februari 1990.[167]
Setelah keluar dari Victor Verster pada 11 Februari, Mandela menggandeng
tangan Winnie di hadapan kerumunan dan pers; acara ini disiarkan
langsung di seluruh dunia.[168] Di Balai Kota Cape Town, ia menyampaikan
pidato yang menyatakan komitmennya terhadap perdamaian dan rekonsiliasi
dengan kaum minoritas kulit putih, tetapi menegaskan bahwa
pemberontakan bersenjata ANC belum berakhir dan akan terus berlanjut
sebagai "aksi defensif murni terhadap kekejaman apartheid". Ia berharap
pemerintah akan menyepakati negosiasi sehingga "pemberontakan bersenjata
tidak diperlukan lagi" dan memaksa bahwa fokus utamanya adalah membawa
perdamaian ke kalangan mayoritas kulit hitam dan memberi mereka hak
suara di pemilu nasional dan lokal.[169] Ketika tinggal di rumah Desmond
Tutu beberapa hari selanjutnya, Mandela bertemu teman-teman, aktivis,
dan pers, dan berpidato di hadapan 100.000 orang di Soccer City,
Johannesburg.[170]
Akhir apartheid[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_t5cQwtAmbe1ZA-JIBdyi4Yln7PDRT0nDfENnDOga2UjJrxyNaG494cZ7qDx7wLEVkW3gI3HEllFnelZjmoFfqrTbzKnsvzDYdu0Q-_uY-W60DRv11hNOA_DPB9aE3OQ_4oLITph4cH1ZjtOsn4TiN5SaUajD-kIigyms2sKq07OoYxgEbFZn1RPlfU7ImWbgg-ca_60SD-8Cad=s0-d)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Negosiasi untuk mengakhiri apartheid di Afrika Selatan
Negosiasi pertama: 1990–1991[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Shell House di Johannesburg yang menjadi kantor pusat ANC pada 1991
Mandela melanjutkan tur Afrikanya, bertemu banyak pendukung dan
politikus di Zambia, Zimbabwe, Namibia, Libya, dan Aljazair, kemudian ke
Swedia untuk reuni dengan Tambo, lalu London, tempat ia tampil di
konser Nelson Mandela: An International Tribute for a Free South Africa
di Wembley Stadium.[171] Ketika mendorong negara-negara asing untuk
mendukung sanksi terhadap pemerintah apartheid, di Perancis ia disambut
Presiden François Mitterrand, di Kota Vatikan ia disambut Paus Yohanes
Paulus II, dan di Inggris ia bertemu Margaret Thatcher. Di Amerika
Serikat, ia bertemu Presiden George H.W. Bush, berpidato di Kongres, dan
berkunjung ke delapan kota; ia populer di kalangan masyarakat
Afrika-Amerika.[172] Di Kuba, ia bertemu Presiden Fidel Castro yang
sudah lama digemarinya; keduanya bersahabat.[173] Di Asia ia bertemu
Presiden R. Venkataraman di India, Presiden Suharto di Indonesia dan
Perdana Menteri Mahathir Mohamad di Malaysia, sebelum mengunjungi
Australia dan Jepang. Ia justru tidak mengunjungi Uni Soviet, pendukung
lama ANC.[174]
Pada Mei 1990, Mandela memimpin delegasi multirasial ANC dalam negosiasi
pendahuluan dengan delegasi 11 pria Afrikaner pemerintah. Mandela
membuat mereka terkesan dengan diskusinya seputar sejarah Afrikaner, dan
negosiasi ini berujung pada Groot Schuur Minute, yaitu pemeirntah
mencabut keadaan darurat. Bulan Agustus, Mandela—mengakui kekurangan
militer ANC yang sangat besar—menawarkan gencatan senjata, Pretoria
Minute, yang karena itulah ia dikritik habis-habisan oleh aktivis
MK.[175] Ia menghabiskan banyak waktu untuk menyatukan dan membangun
ANC, tampil di konferensi Johannesburg bulan Desember yang dihadiri
1.600 delegasi, kebanyakan menganggap Mandela lebih moderat daripada
yang diharapkan.[176] Pada konferensi nasional ANC Juli 1991 di Durban,
Mandela mengakui kekurangan-kekurangan partai ini mengumumkan rencananya
untuk membangun "satuan tugas yang kuat dan kokoh" agar memperoleh
kekuasaan mayoritas. Di konferensi tersebut, ia diangkat sebagai
Presiden ANC, menggantikan Tambo yang sakit, dan eksekutif nasional
multigender dan multiras dipilih bersama-sama.[177]
Mandela diberikan kantor di markas ANC yang baru dibeli di Shell House,
Johannesburg pusat, dan pindah bersama Winnie ke rumahnya yang besar di
Soweto.[178] Pernikahan mereka semakin renggang setelah ia tahu
perselingkuhan Winnie dengan Dali Mpofu, tetapi ia mendukungnya saat
Winnie diadili dengan tuduhan penculikan dan penyerangan. Ia mendapatkan
dana untuk pembelaan Winnie dari International Defence and Aid dan
pemimpin Libya Muammar Gaddafi, namun pada Juni 1991 Winnie dinyatakan
bersalah dan dihukum penjara enam tahun, dikurangi menjadi dua di
pengadilan banding. Tanggal 13 April 1992, Mandela mengumumkan
perpisahannya dengan Winnie, sedangkan ANC memaksa Winnie mengundurkan
diri dari eksekutif nasional karena menyalahgunakan dana ANC; Mandela
pindah ke pinggiran Johannesburg yang didominasi kulit putih,
Houghton.[179] Reputasi Mandela semakin hancur akibat peningkatan
kekerasan "hitam-ke-hitam", terutama antara pendukung ANC dan Inkatha di
KwaZulu-Natal yang menewaskan ribuan orang. Mandela bertemu pemimpin
Inkatha Buthelezi, tetapi ANC mencegah perundingan lebih lanjut mengenai
masalah ini. Mandela mengakui bahwa ada "pasukan ketiga" di dalam dinas
intelijen negara yang mengompori "pembantaian rakyat" dan secara
terbuka menyalahkan de Klerk—yang semakin tidak ia percayai—atas
pembantaian Sebokeng.[180] Pada bulan September 1991, konferensi
perdamaian nasional diadakan di Johannesburg. Mandela, Buthelezi, dan de
Klerk menandatangani perjanjian damai, tetapi kekerasan tetap
berlanjut.[181]
Diskusi CODESA: 1991–1992[sunting | sunting sumber]
Convention for a Democratic South Africa (CODESA) diselenggarakan bulan
Desember 1991 di Johannesburg World Trade Center, dihadiri oleh 228
delegasi dari 19 partai politik. Meski Cyril Ramaphosa memimpin delegasi
ANC, Mandela masih menjadi tokoh penting, dan setelah de Klerk
menggunakan pidato penutupnya untuk mengutuk kekerasan ANC, ia naik
panggung dan menyebut de Klerk "pemimpin rezim minoritas yang tidak sah
dan terdiskreditkan". Karena didominasi Partai Nasional dan ANC, tidak
banyak perundingan yang tercapai.[182] CODESA 2 diadakan bulan Mei 1992.
De Klerk memaksa Afrika Selatan pasca-apartheid harus memakai sistem
federal dengan rotasi presiden untuk menjamin keselamatan etnis
minoritas; Mandela menolaknya dan menuntut sistem kesatuan yang dikuasai
kaum mayoritas.[183] Setelah pembantaian Boipatong oleh militan Inkatha
yang dibantu pemerintah terhadap aktivis-aktivis ANC, Mandela
membatalkan negosiasi tersebut sebelum menghadiri pertemuan Organisation
of African Unity di Senegal. Di sana ia meminta agar Dewan Keamanan PBB
mengadakan sidang istimewa dan pasukan penjaga perdamaian PBB
diterjunkan di Afrika Selatan untuk mencegah "terorisme negara". PBB
langsung mengirim utusan khusus Cyrus Vance ke negara ini untuk membantu
proses negosiasi.[184] Menyerukan aksi massal dalam negeri, pada bulan
Agustus ANC mengadakan mogok terbesar dalam sejarah Afrika Selatan dan
para pendukungnya memadati jalanan Pretoria.[185]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
De Klerk dan Mandela bersalaman di World Economic Forum, 1992
Pasca pembantaian Bisho, yaitu penembakan oleh Ciskei Defence Force
terhadap 28 pendukung ANC dan 1 tentara saat unjuk rasa, Mandela
menyadari bahwa aksi massal berujung pada kekerasan lebih lanjut dan
melanjutkan negosiasi pada bulan September. Ia menyetujuinya dengan
syarat semua tahanan politik dibebaskan, senjata tradisional Zulu
dilarang, dan hostel-hostel Zulu dipagari, dua syarat terakhir bertujuan
mencegah serangan Inkatha selanjutnya; karena ditekan terus-menerus, de
Klerk mau tidak mau setuju. Negosiasi ini menyepakati pemilu multiras
akan diselenggarakan, yang kemudian membentuk pemerintahan koalisi
persatuan nasional selama lima tahun dan majelis konstitusional yang
memberi Partai Nasional pengaruh besar. ANC juga setuju melindungi
pekerjaan para pegawai negeri kulit putih; konsesi semacam itu dikritik
habis-habisan di dalam negeri.[186] Keduanya menyetujui konstitusi
interim, menjamin pemisahan kekuasaan, mendirikan pengadilan konstitusi,
dan undang-undang hak asasi manusia bergaya Amerika Serikat. Negosiasi
ini juga membagi negara ini menjadi sembilan provinsi, masing-masing
dengan pemimpin dan pelayanan sipilnya sendiri, kesepakatan di antara
keinginan federalisme de Klerk dan pemerintah kesatuan Mandela.[187]
Proses demokratis ini terancam oleh Concerned South Africans Group
(COSAG), aliansi partai-partai Afrikaner sayap kanan dan kelompok
separatis kulit hitam seperti Inkatha; pada Juni 1993, kelompok
supremasis kulit putih Afrikaner Weerstandsbeweging (AWB) menyerang
Kempton Park World Trade Centre.[188] Pasca pembunuhan ketua ANC Chris
Hani, Mandela berpidato untuk meredam kerusuhan, sesaat setelah muncul
di pemakaman massal di Soweto mewakili Tambo yang meninggal akibat
stroke.[189] Bulan Juli 1993, Mandela dan de Klerk sama-sama berkunjung
ke Amerika Serikat, bertemu Presiden Bill Clinton secara terpisah dan
masing-masing mendapatkan Liberty Medal.[190] Tidak lama kemudian,
mereka sama-sama mendapatkan Hadiah Perdamaian Nobel di Norwegia.[191]
Dipengaruhi ketua ANC yang muda, Thabo Mbeki, Mandela mulai bertemu
tokoh-tokoh bisnis besar dan membungkam dukungannya untuk nasionalisasi,
khawatir ia akan menakut-nakuti investor asing yang sangat diperlukan.
Meski dikritisi anggota-anggota ANC yang sosialis, ia didorong memboyong
perusahaan swasta oleh anggota partai Komunis Cina dan Vietnam di World
Economic Forum Januari 1992 di Swiss.[192] Mandela juga tampil kameo
sebagai guru sekolah yang membacakan salah satu pidato Malcolm X di
adegan terakhir film Malcolm X (1992).[193]
Pemilihan umum: 1994[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_t5cQwtAmbe1ZA-JIBdyi4Yln7PDRT0nDfENnDOga2UjJrxyNaG494cZ7qDx7wLEVkW3gI3HEllFnelZjmoFfqrTbzKnsvzDYdu0Q-_uY-W60DRv11hNOA_DPB9aE3OQ_4oLITph4cH1ZjtOsn4TiN5SaUajD-kIigyms2sKq07OoYxgEbFZn1RPlfU7ImWbgg-ca_60SD-8Cad=s0-d)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemilihan umum Afrika Selatan, 1994
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Mandela memberikan suara pada pemilu 1994.
Dengan penetapan pemilu pada tanggal 27 April 1994, ANC mulai
berkampanye, membuka 100 posko pemilu, dan mempekerjakan
penasihatStanley Greenberg. Greenberg merancang pondasi People's Forums
di seluruh negeri, sehingga Mandela bisa tampil; meski merupakan
pembicara publik yang buruk, Greenberg adalah tokoh terkenal dengan
status tinggi di kalangan penduduk kulit hitam Afrika Selatan.[194] ANC
mengampanyekan Reconstruction and Development Programme (RDP), yaitu
program pembangunan satu juta rumah dalam lima tahun, penciptaan
pendidikan gratis universal, dan perluasan akses air bersih dan listrik.
Slogan partai ini adalah "a better life for all" (kehidupan yang lebih
baik untuk semua), walaupun tidak dijelaskan dari mana
pendanaannya.[195] Selain Weekly Mail dan New Nation, pers Afrika
Selatan menentang pencalonan Mandela, mengkhawatirkan konflik etnis, dan
mendukung Partai Nasional atau Partai Demokrat.[196] Mandela
menghabiskan banyak waktu untuk menggalang dana untuk ANC, keliling
Amerika Utara, Eropa, dan Asia untuk bertemu donatur-donatur kaya,
termasuk mantan pendukung rezim apartheid.[197] Ia juga mengusulkan
pengurangan batas usia memberi suara dari 18 tahun menjadi 14; setelah
ditolak ANC, kebijakan ini menjadi bahan tertawaan.[198]
Khawatir bahwa COSAG akan mengacaukan pemilu, terutama pasca Pertempuran
Bop dan Pembantaian Shell House—masing-masing kekerasan yang melibatkan
AWB dan Inkatha—Mandela bertemu beberapa politikus dan jenderal
Afrikaner, termasuk P.W. Botha, Pik Botha, danConstand Viljoen, membujuk
mereka untuk ikut sistem demokrasi, dan de Klerk meyakinkan Buthelezi
dari Inkatha untuk ikut pemilu alih-alih melancarkan perang
separatis.[199] Selaku ketua kedua partai besar tersebut, de Klerk dan
Mandela tampil dalam acara debat televisi; meskipun de Kler dianggap
luas sebagai pembicara terbaik di acara ini, tawaran Mandela untuk
bersalaman mengejutkannya, sehingga banyak komentator menganggap
Mandela-lah yang menang.[200] Pemilihan umum berlangsung dengan sedikit
aksi kekerasan, termasuk bom mobil sel AWB yang menewaskan 20 orang.
Mandela memberi suara di Ohlange High School di Durban, dan meski
menjadi Presiden terpilih, ia mengaku secara terbuka bahwa pemilu ini
penuh penipuan dan sabotase.[201] Dengan 62% suara nasional, ANC tinggal
sedikit lagi mencapai dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk
mengubah konstitusi. ANC juga menang di 7 provinsi, sementara
masing-masing Inkatha dan Partai Nasional 1 provinsi.[202]
Kepemimpinan di Afrika Selatan: 1994–1999[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_t5cQwtAmbe1ZA-JIBdyi4Yln7PDRT0nDfENnDOga2UjJrxyNaG494cZ7qDx7wLEVkW3gI3HEllFnelZjmoFfqrTbzKnsvzDYdu0Q-_uY-W60DRv11hNOA_DPB9aE3OQ_4oLITph4cH1ZjtOsn4TiN5SaUajD-kIigyms2sKq07OoYxgEbFZn1RPlfU7ImWbgg-ca_60SD-8Cad=s0-d)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kepresidenan Nelson Mandela
Pelantikan Mandela dilangsungkan di Pretoria pada tanggal 10 Mei 1994,
disiarkan ke satu miliar penonton di seluruh dunia. Acara ini dihadiri
4.000 tamu, termasuk pemimpin dunia dari berbagai latar belakang.[203]
Selain Presiden Afrika Selatan berkulit hitam pertama, Mandela juga
menjadi kepala Pemerintah Persatuan Nasional yang didominasi ANC—yang
justru tidak punya pengalaman di pemerintahan—tetapi juga melibatkan
perwakilan Partai Nasional dan Inkatha. Sesuai perjanjian sebelumnya, de
Klerk menjadi Wakil Presiden pertama, sedangkan Thabo Mbeki sebagai
wakil pada masa jabatan kedua.[204] Meski Mbeki bukan pilihan pertamanya
untuk jabatan ini, Mandela menjadi sangat bergantung padanya sepanjang
masa pemerintahannya dan mengizinkan Mbeki menyusun rincian
kebijakan.[205] Setelah pindah ke kantor presiden di Tuynhuys di Cape
Town, Mandela mengizinkan de Klerk tetap di kediaman kepresidenan di
puri Groote Schuur, bukan di puri Westbrooke yang berganti nama menjadi
"Genadendal" yang berarti "Lembah Pertolongan" dalam bahasa
Afrikaans.[206] Selain mempertahankan rumahnya di Houghton, ia juga
membangun rumah di kampung halamannya, Qunu. Ia sering berkunjung ke
Qunu, jalan-jalan di sana, bertemu warga setempat, dan memutuskan
sengketa suku.[207]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Mandela pindah ke Kantor Kepresidenan Tuynhuys, Cape Town.
Pada usia 76 tahun, ia menghadapi berbagai penyakit, dan walaupun
memiliki cukup tenaga, ia merasa terisolasi dan ditinggal
sendirian.[208] Ia sering menghibur selebritis, seperti Michael Jackson,
Whoopi Goldberg, dan Spice Girls. Ia juga berteman dengan sejumlah
pebisnis kaya sepertiHarry Oppenheimer dari Anglo-American, dan ratu
Britania Raya Elizabeth II dalam kunjungan kenegaraannya ke Afrika
Selatan bulan Maret 1995, sehingga Mandela dihujani kritik dari penganut
anti-kapitalis di ANC.[209] Meski orang-orang sekitarnya hidup
berkecukupan, Mandela hidup sederhana dan menyumbangkan sepertiga gaji
tahunannya sebesar 552.000 rand ke Nelson Mandela Children's Fund yang
ia dirikan tahun 1995.[210] Walaupun berbicara lantang mendukung
kebebasan pers dan berteman dengan banyak jurnalis, Mandela kritis
terhadap sebagian besar media di negaranya karena dimiliki dan
dioperasikan penduduk kulit putih kelas menengah dan yakin mereka
terlalu fokus menakut-nakuti penonton dengan berita kejahatan.[211]
Setelah duduk di kursi presiden, Mandela ganti baju beberapa kali sehari
dan salah satu merek dagang Mandela adalah kemeja batiknya yang dikenal
sebagai "kemeja Madiba". Ia selalu memakainya bahkan dalam suasana
formal.[212]
Bulan Desember 1994, otobiografi Mandela, Long Walk to Freedom, akhirnya
diterbitkan.[213] Pada akhir 1994, ia menghadiri konferensi ANC ke-49
di Bloemfontein. Di sana Eksekutif Nasional yang lebih militan dipilih,
termasuk di antaranya Winnie Mandela; meski Winnie tertarik rujuk,
Nelson memulai proses perceraian pada Agustus 1995.[214] Tahun 1995, ia
menjalin hubungan dengan Graça Machel, aktivis politik Mozambik yang 27
lebih muda dan merupakan janda mantan presiden Samora Machel. Mereka
pertama bertemu bulan Juli 1990 ketika Machel masih berduka, namun
persahabatan mereka berkembang menjadi pasangan kekasih. Machel sering
menemani Mandela dalam kunjungannya ke luar negeri. Ia menolak lamaran
pernikahan pertama Mandela karena ingin lebih bebas dan bisa membagi
waktunya antara Mozambik dan Johannesburg.[215]
Rekonsiliasi nasional[sunting | sunting sumber]
Memimpin transisi dari kekuasaan minoritas apartheid ke demokrasi
multikultural, Mandela melihat rekonsiliasi nasional sebagai tugas utama
pemerintahannya.[216] Setelah melihat negara-negara Afrika
pasca-kolonial hancur akibat ditinggalkan elit kulit putih, Mandela
berusaha menjamin populasi kulit putih Afrika Selatan bahwa mereka
dilindungi dan diwakili di "Bangsa Pelangi" ini.[217] Mandela berupaya
menciptakan koalisi seluas mungkin di kabinetnya. De Klerk menjadi Wakil
Presiden pertama, sedangkan pejabat-pejabat Partai Nasional lainnya
menjadi menteri Pertanian, Energi, Lingkungan, dan Mineral dan Energi,
dan Buthelezi menjadi Menteri Dalam Negeri.[218] Jabatan kabinet yang
lain diduduki anggota ANC, kebanyakan di antaranya—seperti Joe Modise,
Alfred Nzo, Joe Slovo, Mac Maharaj, dan Dullah Omar—adalah teman
seperjuangan, meski yang lainnya seperti Tito Mboweni dan Jeff Radebe
justru jauh lebih muda.[219] Hubungan Mandela dengan de Klerk renggang;
Mandela menduga de Klerk sengaja provokatif, sementara de Klerk merasa
ia sengaja dipermalukan oleh presiden. Pada Januari 1995, Mandela
mengkritik habis-habisan de Klerk karena memberikan amnesti kepada 3.500
polisi tepat sebelum pemilu, dan kemudian mengkritiknya karena
melindungi mantan Menteri Pertahanan Magnus Malan yang dituduh melakukan
pembunuhan.[220]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Bendera Afrika Selatan, diadopsi April 1994
Mandela secara pribadi bertemu tokoh-tokoh senior rezim apartheid,
termasuk janda Hendrik Verwoerd Betsie Schoombie dan pengacara Percy
Yutar; menekankan pemberian maaf dan rekonsiliasi pribadinya, ia
mengumumkan bahwa "orang-orang berani tidak takut memberi maaf demi
perdamaian."[221] Ia mendorong penduduk kulit hitam Afrika Selatan
mendukung tim nasional rugbi yang sebelumnya dibenci, Springboks, saat
Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugbi 1995. Setelah
Springboks memenangkan final melawan Selandia Baru, Mandela
mempersembahkan trofinya ke kapten Francois Pienaar, seorang Afrikaner,
sambil mengenakan baju Sprinboks dengan nomor 6 miliki Pienaar di
belakangnya. Hal ini dipandang luas sebagai loncatan besar rekonsiliasi
penduduk kulit putih dan hitam Afrika Selatan; seperti yang dikatakan de
Klerk, "Mandela memenangkan hati jutaan penggemar rugbi berkulit
putih."[222] Upaya rekonsiliasi Mandela meredam rasa takut masyarakat
kulit putih, namun juga mendapat kritik dari kaum militan kulit hitam.
Mantan istrinya, Winnie, menuduh ANC lebih tertarik memuaskan orang
kulit putih ketimbang membantu orang kulit hitam.[223]
Kontroversialnya lagi, Mandela terlibat dalam pembentukan Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk menyelidiki kejahatan-kejahatan era
apartheid oleh pemerintah dan ANC dan menunjuk Desmond Tutu sebagai
ketuanya. Untuk mencegah munculnya martir, Komisi ini memberikan amnesti
individu dengan imbalan kesaksian kejahatan yang dilakukan selama era
apartheid. Didirikan bulan Februari 1996, Komisi ini mengadakan dengar
pendapat selama dua tahun yang merincikan kasus pemerkosaan, penyiksaan,
pengeboman, dan pembunuhan, sebelum menerbitkan laporan terakhirnya
pada Oktober 1998. Baik de Klerk dan Mbeki menuntut sebagian laporan
tersebut dihapus, tetapi hanya tuntutan de Klerk yang dipenuhi.[224]
Mandela memuji kerja Komisi sambil menyatakan mereka "telah membantu
kita beralih dari masa lalu untuk berkonsentrasi di masa kini dan masa
depan".[225]
Program dalam negeri[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Mandela mengunjungi Brasil tahun 1998
Pemerintahan Mandela mewarisi negara dengan kesenjangan kekayaan dan
jasa yang sangat besar di kalangan masyarakat kulit putih dan hitam.
Dengan populasi 40 juta orang, kurang lebih 23 juta di antaranya tidak
terhubung dengan listrik atau sanitasi memadai, 12 juta orang tidak
punya suplai air bersih, dan 2 juta anak tidak bersekolah dan sepertiga
penduduknya buta huruf. 33% rakyat menganggur dan nyaris separuh
populasi hidup di bawah garis kemiskinan.[226] Cadangan keuangan
pemerintah hampir habis dan seperlima anggaran nasional dihabiskan untuk
bayar utang, artinya cakupan Program Rekonstruksi dan Pembangunan (RDP)
yang dijanjikan harus disusutkan dan tidak ada nasionalisasi atau
penciptaan lapangan kerja.[227] Pemerintah malahan mengadopsi kebijakan
ekonomi liberal untuk mempromosikan investasi asing, mengikuti
"konsensus Washington" yang dikeluarkan Bank Dunia dan International
Monetary Fund.[228]
Di bawah pemerintahan Mandela, anggaran kesejahteraan naik 13% tahun
1996/97, 13% tahun 1997/98, dan 7% tahun 1998/99.[229] Pemerintah
memperkenalkan kesetaraan bantuan untuk masyarakat, termasuk bantuan
orang cacat, bantuan perawatan anak, serta dana pensiun lansia, yang
sebelumnya diberi tingkatan-tingkatan untuk berbagai kelompok ras Afrika
Selatan.[229] Tahun 1994, layanan kesehatan gratis diberikan untuk
anak-anak di bawah usia 6 tahun dan ibu hamil, suatu peraturan yang
cakupannya diperluas sampai semua pengguna layanan kesehatan sektor
publik tingkat dasar pada tahun 1996.[230] Pada pemilu 1999, ANC
mengatakan bahwa karena kebijakan mereka, 3 juta orang terhubung ke
telepon, 1,5 juta anak mengenyam pendidikan, 500 klinik diperbarui atau
dibangun, 2 juta orang terhubung ke listrik, akses air bersih diperluas
samapai 3 juta orang, dan 750.000 rumah dibangun dengan total penghuni
nyaris 3 juta orang.[231]
Undang-Undang Pengembalian Lahan 1994 memungkinkan masyarakat yang
kehilangan propertinya akibat Undang-Undang Tanah Prbumi 1913mengklaim
balik tanah mereka. Puluhan ribu orang berhasil menyelesaikan klaim
tanah mereka.[232] UU Reformasi Lahan 3 tahun 1996 melindungi hak-hak
penyewa pekerja yang tinggal dan menanam hasil bumi atau beternak di
peternakan. Undang-undang ini menjamin penyewa tidak dapat diusir tanpa
perintah pengadilan atau usianya melebihi 65 tahun.[233] UU Pengembangan
Kemampuan 1998 menetapkan serangkaian mekanisme untuk mendanai dan
mempromosikan pengembangan kemampuan di tempat kerja.[234] UU Hubungan
Tenaga Kerja 1995 mempromosikan demokrasi di tempat kerja, perundingan
bersama secara tertib, serta penyelesaian efektif sengketa tenaga
kerja.[235] UU Persyaratan Dasar Pekerjaan 1997 memperbaiki mekanisme
kerja serta memperluas "cakupan" hak ke semua pekerja,[235] sedangkan UU
Kesetaraan Pekerjaan 1998 disahkan untuk mengakhiri diskriminasi tidak
adil dan menjamin implementasi tindakan yang disetujui di tempat
kerja.[235]
Sayangnya banyak masalah di dalam negeri. Sejumlah kritikus seperti
Edwin Cameron menuduh pemerintah Mandela berbuat sedikit untuk meredam
wabah HIV/AIDS di negara itu; tahun 1999, 10% penduduk Afrika Selatan
dinyatakan positif mengidap HIV. Mandela kelak mengakui bahwa ia secara
pribadi mengabaikan masalah ini dan menyutuh Mbeki menanganinya.[236]
Mandela juga mendapat kritik karena gagal memberantas kejahatan, karena
itu pula Afrika Selatan memiliki salah satu tingkat kejahatan tertinggi
di dunia; ini juga alasan utama yang dikatakan 750.000 orang kulit putih
yang beremigrasi pada akhir 1990-an.[237] Pemerintahan Mandela
dibanjiri skandal korupsi dan Mandela sendiri dianggap "lembek" terhadap
korupsi dan kerakusan.[238]
Hubungan luar negeri[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Mandela
bersama Presiden AS Bill Clinton. Meski secara terbuka mengkritik
Clinton, Mandela menyukai Clinton, dan secara pribadi mendukungnya saat
sidang pemakzulannya.[239]
Mencontoh Afrika Selatan, Mandela mendorong negara-negara lain
menyelesaikan konflik melalui diplomasi dan rekonsiliasi.[240] Ia
mengulang seruan Mbeki untuk "Renaisans Afrika" dan sangat memedulikan
masalah di benua ini. Ia mengambil pendekatan diplomatik lembut untuk
menurunkan junta militer Sani Abacha di Nigeria namun justru menjadi
tokoh utama yang menuntut sanksi ketika rezim Abacha terus-terusan
melanggar hak asasi manusia.[241] Tahun 1996, ia ditunjuk sebagai Ketua
Southern African Development Community (SADC) dan memulai negosiasi
pengakhiran Perang Kongo Pertama di Zaire yang kemudian terbukti
gagal.[242] Dalam operasi militer pasca-apartheid pertama Afrika
Selatan, Mandela memerintahkan tentara masuk Lesotho pada September 1998
untuk melindungi pemerintahan Perdana Menteri Pakalitha Mosisili
setelah sengketa pemilu memicu pemberontakan oposisi.[243]
Pada September 1998, Mandela ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal
Gerakan Non-Blok dan mengadakan konferensi tahunannya di Durban. Ia
memanfaatkan acara ini untuk mengkritik "kepentingan sempit dan
chauvinistik" pemerintah Israel karena menghambat negosiasi untuk
mengakhiri konflik Israel-Palestina dan memaksa India dan Pakistan
berunding untuk mengakhiri konflik Kashmir, dan karena itu pula ia
dikritik oleh Israel dan India.[244] Terinspirasi oleh ledakan ekonomi
di kawasan ini, Mandela mempererat hubungan ekonominya dengan Asia
Timur, terutama dengan Malaysia, walaupun terganggu oleh krisis keuangan
Asia 1997.[245] Ia memicu kontroversi karena berteman dekat dengan
Presiden Indonesia Suharto, yang rezimnya bertanggung jawab atas
sejumlah besar pelanggaran hak asasi manusia. Mandela secara pribadi
membujuk Suharto agar menarik pasukannya dari Timor Timur.[246]
Mandela menghadapi kritik serupa dari dunia barat karena berteman dengan
Fidel Castro dan Muammar Gaddafi. Castro berkunjung ke Afrika Selatan
tahun 1998 dan disambut masyarakat, sedangkan Mandela bertemu Gaddafi di
Libya untuk menganugerahkan Order of Good Hope kepadanya.[247] Saat
pemerintah dan media barat mengkritik kunjungan-kunjungan tersebut,
Mandela menyebut kritik tersebut bernada rasis.[248] Mandela berharap
bisa menyelesaikan masalah yang tak kunjung uai antara Libya dan Amerika
Serikat dan Britania seputar pengadilan dua warga Libya, Abdelbaset
al-Megrahi adn Lamin Khalifah Fhimah, yang diadili bulan November 1991
dan dituduh menyabotase Pan Am Penerbangan 103. Mandela mengusulkan
mereka diadili di negara ketiga yang disetujui semua pihak terlibat.
Mengikuti hukum Skotlandia, pengadilan ini diselenggarakan di Camp Zeist
di Belanda pada April 1999 dan menyatakan salah satunya bersalah.[249]
Penarikan diri dari politik[sunting | sunting sumber]
Konstitusi Afrika Selatan yang baru disetujui parlemen pada bulan Mei
1996. Konstitusi ini menetapkan serangkaian institusi untuk mengawasi
kewenangan politik dan administratif di dalam bingkai demokrasi
konstitusional.[250] De Klerk tetap saja menentang penerapan konstitusi
ini dan menarik diri dari pemerintah koalisi sebagai bentuk protes.[251]
ANC mengambil alih jabatan-jabatan kabinet yang sebelumnya dipegang
Partai Nasional; Mbeki menjadi Wakil Presiden tunggal.[252] Andai suatu
hari Mandela bersama Mbkei berada di luar negeri, Buthelezi ditunjuk
sebagai "Presiden Sementara". Ini menandakan adanya perbaikan hubungan
antara dirinya dengan Mandela.[253]
Mandela mengundurkan diri sebagai Presiden ANC pada konferensi Desember
1997, dan meski berharap Ramaphosa akan menggantikannya, ANC memilih
Mbeki sebagai presiden; Mandela mengaku bahwa saat itu Mbeki telah
menjadi "Presiden negara secara de facto". Menggantikan Mbeki sebagai
Wakil Presiden, Mandela dan Eksekutif mendukung pencalonan Jacob Zuma,
seorang Zulu yang sempat dipenjara di Pulau Robben, tetapi ia ditantang
Winnie, yang retorika populisnya memberinya banyak pengikut di dalam
partai; Zuma mengalahkannya dengan telak di pemilu.[254]
Hubungan Mandela dengan Machel semakin intensif; pada Februari 1998 ia
menyatakan bahwa "Aku jatuh cinta dengan seorang wanita yang luar
biasa", dan di bawah tekanan sahabatnya Desmond Tutu, yang memaksanya
menjadi panutan bagi para pemuda, ia mengadakan pernikahan pada ulang
tahun Mandela ke-80 bulan Juli.[255] Keesokan harinya, ia mengadakan
pesta besar yang dihadiri beberapa tamu asing.[256] Mandela tidak pernah
berencana mencalonkan diri untuk kedua kalinya dan menyampaikan pidato
perpisahan pada 29 Maret 1999. Setelah itu ia pensiun.[257]
Masa pensiun[sunting | sunting sumber]
Kelanjutan aktivisme: 1999–2004[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Mandela mengunjungi London School of Economics tahun 2000
Pensiun bulan Juni 1999, Mandela memilih kehidupan keluarga yang sunyi,
terbagi antara Johannesburg dan Qunu. Ia hendak menulis sekuel
otobiografinya yang berjudul The Presidential Years, tetapi ditinggalkan
begitu saja sebelum diterbitkan.[258] Karena menganggap hidup sendiri
sulit, ia beralih ke kehidupan publik yang sibuk dengan program harian
penuh tugas, bertemu pemimpin dunia dan selebriti, dan di Johannesburg
bekerja dengan Nelson Mandela Foundation yang didirikan tahun 1999 untuk
berfokus pada pemberantasan HIV/AIDS, pembangunan desa, dan pembangunan
sekolah.[259] Walaupun dihujani kritik karena gagal melakukan hal yang
sepantasnya untuk mencegah wabah tersebut selama masa pemerintahannya,
ia menghabiskan banyak waktunya untuk masalah ini setelah pensiun dan
menyebutnya "perang" yang menewaskan lebih dari "perang-perang
sebelumnya". Ia juga meminta pemerintahan Mbeki menjamin warga Afrika
Selatan yang terjangkit HIV+ mendapatkan retrovirus.[260] Tahun 2000,
turnamen golf amal Nelson Mandela Invitational diadakan dan dibawakan
oleh Gary Player.[261] Mandela berhasil sembuh dari kanker prostat pada
bulan Juli 2001.[262]
Pada tahun 2002, Mandela meresmikan Nelson Mandela Annual Lecture, dan
Mandela Rhodes Foundation dibentuk tahun 2003 di Rhodes House,University
of Oxford, untuk menyediakan beasiswa pascasarjana kepada
mahasiswa-mahasiswa Afrika. Proyek-proyek ini diikuti oleh Nelson
Mandela Centre of Memory dan kampanye 46664 melawan HIV/AIDS.[263] Ia
menyampaikan pidato penutup di XIII International AIDS Conference di
Durban tahun 2000,[264] dan pada 2004, ia berbicara di XV International
AIDS Conference di Bangkok, Thailand.[265]
Secara terbuka, Mandela semakin lantang mengkritik negara-negara Barat.
Ia sangat menentang intevensi NATO di Kosovo tahun 1999 dan menyebutnya
upaya bangsa-bangsa kuat dunia untuk menjadi polisi dunia.[266] Pada
tahun 2003, ia menentang rencana Amerika Serikat dan Britania Raya
melancarkan perang di Irak, menyebutnya "tragedi" dan mengecam Presiden
AS George W. Bush dan Perdana Menteri Britania Tony Blair karena
meremehkan PBB. Ia umumnya lebih menyerang AS, menegaskan bahwa negara
tersebut melakukan "kekerasan yang sangat tak terhitung" di seluruh
dunia ketimbang negara lain sambil menyebut pengeboman atom di Jepang;
pernyataan ini memicu kontroveris internasional, meski ia tetap
melanjutkan hubungannya dengan Blair.[267] Tertarik dengan hubungan
Libya-Britania, ia menjenguk Megrahi di penjara Barlinnie dan tidak
menerima perlakuan terhadapnya; ia menyebut perlakuan tersebut "siksaan
psikologis."[268]
"Pensiun dari masa pensiun": 2004–sekarang[sunting | sunting sumber]
pada bulan Juni 2004, pada usia 85 tahun dan kesehatan yang memburuk,
Mandela mengumumkan bahwa ia "pensiun dari masa pensiun" dan menarik
diri dari kehidupan publik seraya mengatakan "Jangan panggil aku, aku
yang akan memanggilmu."[269] Meski terus bertemu teman dekat dan
keluarga, Foundation terus menolak undangan agar Mandela tampil di
acara-acara publik dan menolak sebagian besar permintaan wawancara.[270]
Ia tetap terlibat dalam urusan internasional dan mendorong Presiden
Zimbabwe Robert Mugabe mengundurkan diri karena meningkatnya pelanggaran
hak asasi manusia di negara itu. Setelah terbukti tidak efektif, ia
berbicara lantang menentang Mugabe pada tahun 2007, memintanya turun
"dengan penuh rasa hormat dan martabat."[271] Tahun itu, Mandela,
Machel, dan Desmond Tutu mengumpulkan para pemimpin dunia di
Johannesburg untuk menyumbangkan pemikiran dan kepemimpinan independen
mereka untuk menyelesaikan sejumlah masalah tersulit di dunia. Mandela
mengumumkan pembentukan grup barunya, The Elders, dalam sebuah pidato
yang disampaikan pada ulang tahun ke-89.[272]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Mandela bersama istrinya Graça Machel dan guru Sri Chinmoy dari India
Ulang tahun Mandela ke-90 dirayakan di seluruh Afrika Selatan pada 18
Juli 2008. Pesta utamanya diadakan di Qunu[273] dan konser penghormatan
kepadanya diselenggarakan di Hyde Park, London.[274] Dalam pidato acara
tersebut, Mandela meminta semua orang kaya membantu orang miskin di
seluruh dunia.[273] Sepanjang masa pemerintahan Mbeki, Mandela terus
mendukung ANC, meski biasanya dibayang-bayangi Mbeki di setiap acara
publik yang dihadiri keduanya. Mandela lebih mudah bersosialisasi dengan
pengganti Mbeki Jacob Zuma, walaupun Nelson Mandela Foundation kecewa
karena cucunya, Kepala Suku Mandla Mandela, menerbangkannya ke Eastern
Cape untuk menghadiri rapat umum pro-Zuma di tengah badai pada tahun
2009.[275]
Sejak 2004, Mandela berhasil berkampanye agar Afrika Selatan menjadi
tuan rumah Piala Dunia FIFA 2010 seraya menyatakan bahwa di sana "ada
hadiah yang lebih baik bagi kita pada tahun" peringatan satu dasawarsa
sejak jatuhnya apartheid. Meski tetap tertutup sepanjang acara, Mandela
untuk pertama kalinya tampil pada upacara penutupan dan mendapat
"sambutan yang menggembirakan hari".[276]
Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Bulan Februari 2011, ia sempat diinapkan di rumah sakit akibat infeksi
pernapasan[277] sebelum diinapkan kembali akibat infeksi paru-paru dan
pengangkatan batu empedu pada Desember 2012.[278] Setelah prosedur medis
berhasil pada awal Maret 2013,[279] infeksi paru-parunya kambuh kembali
dan ia dilarikan ke rumah sakit di Pretoria.[280]
Pada 8 Juni 2013, infeksi paru-parunya memburuk dan ia dilarikan kembali
ke rumah sakit Pretoria dalam keadaan serius.[281] Setelah empat hari,
dilaporkan bahwa ia stabil dan berada dalam "kondisi serius namun
stabil".[282] Dalam perjalanan ke rumah sakit, ambulansnya mogok dan
terjebak di pinggir jalan selama 40 menit; pemerintah Afrika Selatan
dikritik atas insiden tersebut setelah mengonfirmasi laporannya beberapa
minggu kemudian, tetapi Presiden Jacob Zuma melawan balik bahwa "Ada
tujuh dokter di konvoi tersebut yang memegang kendali penuh atas situasi
waktu itu. Ia mendapatkan perawatan medis dari para ahli."[283]
Pada tanggal 22 Juni 2013, CBS News menyatakan bahwa ia belum membuka
mata berhari-hari dan tidak responsif, dan keluarganya membahas betapa
banyak intervensi medis yang harus diberikan.[284] Tanggal 23 Juni 2013,
Presiden Jacob Zuma merilis pernyataan bahwa kondisi Mandela semakin
"kritis".[285][286][287] Zuma, ditemani Wakil Presiden ANC, Cyril
Ramaphosa, bertemu istri Mandela Graça Machel di rumah sakit di Pretoria
dan membahas kondisinya.[288] Tanggal 25 Juni, Uskup Agung Cape Town
Thabo Makgoba menjenguk Mandela di rumah sakit dan berdoa bersama Graça
Machel Mandela "pada waktu sulit untuk menyaksikan dan menunggu".[289]
Keesokan harinya, Zuma menjenguk Mandela dan membatalkan kunjungan esok
harinya keMozambik.[290] Kerabat Mandela memberitahu The Daily Telegraph
bahwa ia memakai mesin pendukung hidup.[291]
Kehidupan pribadi dan publik[sunting | sunting sumber]
Citra[sunting | sunting sumber]
Di seluruh dunia, Mandela terlihat seperti "otoritas moral' yang
memiliki "kepedulian terhadap kebenaran" yang besar.[292] Dianggap
ramah, Mandela tampak "santai" ketika berbicara dengan orang lain,
termasuk para saingannya.[293] Meski sering berteman dengan miliuner dan
tamu penting, ia menikmati berbicara dengan staf-staf mereka saat
menjalankan tugas resmi.[294] Di kehidupan akhirnya, ia dikenal mencari
hal terbaik dari setiap orang, bahkan mempertahankan saingan politiknya
sebagai sekutunya; beberapa orang menganggapnya terlalu mempercayai
orang lain.[295] Ia terkenal karena keras kepala dan kesetiaannya,[296]
dan memiliki "temperamen panas" yang dapat meledak menjadi amarah dalam
situasi tertentu, serta "murung dan gundah" ketika menjauhi mata
publik.[297] Ia juga memiliki rasa humor dan sering jahil.[298] Dalai
Lama ke-14 adalah teman lama mantan presiden Nelson Mandela.
Sangat sadar akan citranya, sepanjang hidupnya Mandela memakai
pakaian-pakaian berkualitas tinggi, menjadikan dirinya "bergaya
kerajaan" karena terpengaruh masa kecilnya di rumah kerajaan Thembu, dan
selama masa pemerintahannay sering dibanding-bandingkan dengan raja
konstitusional.[299] Dianggap sebagai "master citra dan penampilan", ia
sangat pintar menampilkan dirinya saat difoto pers dan mulutnya sering
mengeluarkan suara gigit.[300]
Ideologi politik[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Unjuk rasa "Free Mandela" di Berlin, 1986
Mandela adalah seorang nasionalis Afrika, posisi ideologi yang ia pegang
terus sejak bergabung ANC,[301] sekaligus menjadi "demokrat dan
sosialis".[302] Walaupun menampilkan diri dengan gaya otokratik dalam
beberapa pidatonya, Mandela adalah penganut demokrasi dan akan mematuhi
keputusan mayoritas bahkan jika ia sangat tidak setuju.[303] Ia memegang
keyakinan bahwa "keterlibatan, pertanggungjawaban, dan kebebasan
berbicara" adalah dasar-dasar demokrasi,[304] dan didorong oleh
kepercayaan akan hak alami dan hak asasi manusia.[305]
Sebagai seorang sosialis demokratik, Mandela "secara terbuka menentang
kapitalisme, kepemilikan lahan swasta, dan kekuatan pihak berkantong
tebal".[306] Dipengaruhi Marxisme, selama revolusi Mandela menyerukan
sosialisme ilmiah,[307] meski ia menolak dicap komunis pada Pengadilan
Pengkhianatan.[308] Biografer David James Smith menduga ini tidak benar
dan menyatakan bahwa Mandela "menganut komunisme dan komunis" pada akhir
1950-an dan awal 1960-an, walaupun ia adlaah "sesama petualang"
alih-alih anggota partai.[309] Di Piagam Kebebasan 1955, yang
penyusunannya dibantu Mandela, isinya menuntut nasionalisasi bank,
tambang emas, dan tanah, percaya hal ini diperlukan untuk menjamin
distribusi kekayaan secara adil.[310] Meski punya kepercayaan seperti
ini, Mandela tidak menasionalisasikan apapun selama masa
pemerintahannya, khawatir ia akan menakuti investor asing. Keputusan ini
separuh dipengaruhi jatuhnya negara sosialis di Uni Soviet dan Blok
Timur sepanjang awal 1990-an.[311]
Keluarga[sunting | sunting sumber]
Mandela telah menikah tiga kali, menjadi ayah dari enam anak, memiliki
17 cucu per April 2013,[312] dan cicit yang terus bertambah.[313]
Dianggap tidak demonstratif secara fisik dengan anak-anaknya, Mandela
bisa saja bersikap keras dan menuntut terhadap mereka, namun justru
lebih sayang kepada cucu-cucunya.[314]
Pernikahan pertama Mandela adalah dengan Evelyn Ntoko Mase, yang berasal
dari Transkei dan bertemu di Johannesburg sebelum menikah pada bulan
Oktober 1944.[54] Keduanya berpisah tahun 1957 setelah 13 tahun menikah,
lalu bercerai akibat Mandela dituduh sering selingkuh dan tidak berada
di rumah, setia dengan perjuangan revolusi, dan fakta bahwa Evelyn
adalah anggotaSaksi-Saksi Yehuwa, agama yang mewajibkan netralitas
politik.[86] Keduanya dikaruniai dua putra, Madiba "Thembi" Thembekile
(1946–1969) dan Makgatho Mandela (1950–2005), dan dua putri, keduanya
bernama Makaziwe Mandela (known as Maki; lahir 1947 dan 1953). Putri
pertama mereka meninggal pada usia sembilan bulan dan mereka memberi
nama putri keduanya sama seperti itu sebagai bentuk penghormatan.[315]
Mase meninggal dunia tahun 2004 dan Mandela menghadiri
pemakamannya.[316] Putra Makgatho, Mandla Mandela, menjadi kepala dewan
suku Mvezopada tahun 2007.[317]
Istri kedua Mandela, Winnie Madikizela-Mandela, juga berasal dari
Transkei meski mereka juga bertemu di Johannesburg, tempat Winnie
menjadi pekerja sosial berkulit hitam pertama di kota itu.[318] Mereka
dikaruniai dua putri, Zenani (Zeni), lahir 4 Februari 1958, dan
Zindziswa (Zindzi) Mandela-Hlongwane, lahir 1960.[318] Zindzi hanya
berusia 18 bulan ketika ayahnya dikirim ke Pulau Robben. Winnie kelak
merasa sangat hancur akibat percekcokan keluarga yang menyerupai
kekacauan politik negara ini; saat suaminya menjalani hukuman penjara
seumur hidup di Pulau Robben, ayahnya menjadi menteri pertanian di
Transkei.[318] Pernikahan ini berakhir dengan perpisahan (April 1992)
dan perceraian (Maret 1996), diperparah oleh pengasingan
politik.[319]Mandela masih dipenjara ketika putrinya, Zenani, menikah
tahun 1973 dengan Pangeran Thumbumuzi Dlamini, saudara Raja Mswati III
dari Swaziland[320] dan Ratu Mantfombi dari suku Zulu.[321]Meski ia
punya ingatan jelas tentang ayahnya, sejak usia empat sampai enam belas
tahun, otoritas Afrika Selatan melarang ia menjenguknya.[322] Bulan Juli
2012, Zenani ditunjuk sebagai duta besar untuk Argentina dan menjadi
anak Mandela pertama yang memasuki kehidupan publik.[323]
Mandela menikah kembali pada ulang tahunnya ke-80 tahun 1998 dengan
Graça Machel (née Simbine), janda Samora Machel, mantan presiden
Mozambik dan sekutu ANC yang tewas dalam kecelakaan pesawat 12 tahun
sebelumnya.[324]
Pengaruh[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Mandela Family Museum, Soweto
Di Afrika Selatan, Mandela sering dipanggil dengan nama klan Xhosa-nya, Madiba.[325][326]
Penghargaan dan monumen[sunting | sunting sumber]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_t5cQwtAmbe1ZA-JIBdyi4Yln7PDRT0nDfENnDOga2UjJrxyNaG494cZ7qDx7wLEVkW3gI3HEllFnelZjmoFfqrTbzKnsvzDYdu0Q-_uY-W60DRv11hNOA_DPB9aE3OQ_4oLITph4cH1ZjtOsn4TiN5SaUajD-kIigyms2sKq07OoYxgEbFZn1RPlfU7ImWbgg-ca_60SD-8Cad=s0-d)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar penghargaan yang diterima Nelson Mandela
Di South Africa, Mandela secara luas dianggap sebagai "bapak
bangsa",[327] dan "bapak pendiri demokrasi",[328] dipandang sebagai
"pembebas bangsa, sang penyelamat, Washington dan Lincoln digabung
menjadi satu".[329] Pada tahun 2004, Johannesburg memberikan Mandela
kunci kota,[330] dan pusat perbelanjaan Sandton Square diganti namanya
menjadi Nelson Mandela Square setelah sebuah patung Mandela dipasang di
sana.[331] Tahun 2008, patung Mandela dipasang di Groot Drakenstein
Correctional Centre, sebelumnya Penjara Victor Verster, dekat Cape Town,
di titik tempat Mandela dibebaskan dari penjara.[332]
Ia juga mendapat banyak pujian dari dunia internasional. Pada tahun
1993, ia menerima Hadiah Perdamaian Nobel bersama de Klerk.[333] Bulan
November 2009, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan ulang
tahun Mandela, 18 Juli, sebagai "Hari Mandela", yang menandakan
kontribusinya untuk perjuangan anti-apartheid. Peringatan ini meminta
semua orang menyumbangkan 67 menit waktunya untuk menolong orang lain.
Angka tersebut diambil dari 67 tahun masa keterlibatan Mandela dalam
pergerakan anti-apartheid.[334]
Selain US Presidential Medal of Freedom,[335] dan Order of Canada,[336]
ia merupakan orang hidup pertama yang mendapatkan status warga negara
kehormatan Kanada.[337] Setelah menjadi penerima terakhir Hadiah
Perdamaian Lenin dari Uni Soviet,[338] pada tahun 1990 ia menerima
Bharat Ratna Award dari pemerintah India,[339] dan tahun 1992 ia
menerima Nishan-e-Pakistan dari Pakistan.[340] Pada tahun 1992, ia
dianugerahkan Atatürk Peace Award oleh Turki. Ia menolaknya karena waktu
itu Turki melakukan serangkaian pelanggaran hak asasi manusia,[341]
namun akhirnya diterima Mandela tahun 1999.[338] Elizabeth II
menganugerahkan Mandela Bailiff Grand Cross of the Order of St. John dan
Order of Merit.[342]
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uP3ADPycq1HD7zWjjd5CSeglh_fu5WjTndxKO1M_fX_HMtK04qEkbqDtHA8Ty4Q4k161Vowq4y_SvFdIKYtQzrJOYjTjLg70ABBS7dTZ53VDlSCgO70J3r4gtHABjne7LYPEWBsPIZovacLFbrnIC3Qg=s0-d)
Jembatan Nelson Mandela di Johannesburg
Banyak artis yang mempersembahkan lagunya kepada Mandela. Salah satu
lagu yang paling terkenal adalah "Free Nelson Mandela" dari The Special
AKA tahun 1983, yang juga dinyanyikan Elvis Costello dan sama-sama
terkenal. Stevie Wonder mendedikasikan Piala Oscar 1985 untuk lagu "I
Just Called to Say I Love You"-nya kepada Mandela, sampai-sampai
musiknya dilarang beredar oleh South African Broadcasting
Corporation.[343] Tahun 1985, album Youssou N'Dour Nelson Mandela adalah
rilis pertama artis Senegal ini di Amerika Serikat. Artis-artis lain
yang merilis lagu atau video sebagai penghormatan untuk Mandela meliputi
Johnny Clegg,[344] Hugh Masekela,[345] Brenda Fassie,[346]
Beyond,[347]Nickelback,[348] Raffi,[349] dan Ampie du Preez dan AB de
Villiers.[350]
Film dan televisi
Mandela telah ditampilkan di film dan televisi beberapa kali. Film tahun
1997, Mandela and de Klerk, dibintangi Sidney Poitier yang berperan
sebagai Mandela,[351] sedangkan Dennis Haysbert memerankannya di Goodbye
Bafana (2007).[352] Dalam film televisi BBC tahun 2009, Mrs Mandela,
Nelson Mandela diperankan oleh David Harewood,[353] dan Morgan Freeman
memerankannya di Invictus (2009).[354]
Cara Hidup Sukses ala Nelson Mandela : Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Nelson_Mandela